Minggu, 21 November 2010

Ini dia manusia Top Kill Count 705 orang!!


Simo Häyhä (lahir 17 Desember 1906  – meninggal 1 April 2002 pada umur 96 tahun), dijuluki "White Death" ("Kematian Putih") oleh tentara Soviet, adalah seorang petani dan pemburu. Pada tahun 1925 bergabung dengan angkatan bersenjata Finlandia untuk memenuhi panggilan wajib militer selama 1 tahun.

Ketika Uni Soviet menyerang Finlandia tahun 1939 dalam Perang Musim Dingin, ia memutuskan untuk membantu Finlandia. Menggunakan senapan standar, ia memiliki rekor membunuh terbesar dalam peperangan.
Di saat perang musim dingin antara Finlandia dengan Uni Soviet, Simo Hayha bergabung dengan Pasukan 6 Jaeger Regiment 34. Pada saat itulah Simo Hayha memulai tugasnya sebagai seorang sniper. Pertarungan antara tentara Finlandia dengan tentara merah Uni Soviet di sepanjang Sungai Kolla merupakan salah satu pertarungan heroik bangsa Finlandia, dimana 32 tentara Finlandia harus menghadapi 4000 tentara Uni Soviet. Pada saat itu pula Simo Hayha berhasil merontokkan 542 tentara Uni Soviet dan menjadikan perbukitan di sepanjang sungai Kolla sebagai “Killer Hill” bagi tentara Uni Soviet.
Dalam suhu yang sangat ekstrim −20 dan −40 derajat Celcius, Ia bertempur dengan berpakaian kamuflase berwarna putih, ia telah membunuh 505 tentara Soviet, dan 542 jika kematian yang tidak pasti diikutsertakan. Selain membunuh dengan sniper, Häyhä juga membunuh dua ratusan orang dengan senapan Suomi KP - 31, meningkatkan jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 705. Seluruh pembunuhan dilakukan Häyhä dalam waktu kurang dari 100 (seratus) hari.
Ketika pasukan khusus yang dikirim Rusia untuk menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-sniper untuk mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper). Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa 100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi dengan SMG. Jumlah keseluruhannya mencapai 705 orang.
Pada akhirnya, tidak ada satupun prajurit Russia yang berani mendekati area-area dimana Hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian melaksanakan carpet-bombing di area-area yang diperkirakan sebagai tempat Hayha bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari taktik carpet-bombing Russia yang dilancarkan hanya untuk dirinya seorang.
Pria ini hanya menggunakan senapan “lawas” M28 (Pystykorva) dalam aksinya, yang merupakan varian dari senapan Mosin Nagant Uni Soviet. Hal yang sangat unik dan hebat adalah Simo Hayha tidak pernah menggunakan teleskop seperti yang biasa sniper gunakan pada umumnya tapi Ia hanya menggunakan pisir pembidik (Iron Sight) untuk membidik korbannya dan masih dapat menembak dengan tepat sampai jarak lebih dari 400 m. Tentunya bukan tanpa alasan bahwa ia tidak menggunakan teleskop untuk membidik, ia berpendapat bahwa lensa teleskop dapat memantulkan cahaya matahari yang dapat membongkar penyamaran seorang sniper, selain itu cuaca dingin bisa menimbulkan embun pada lensa teleskop yang dapat mengganggu bidikan. Simo Hayha juga menggunakan senapan Suomi K-31 SMG (Small Machine Gun).

Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah hancur The White Death telah berhasil dihentikan. Häyhä tertembak di rahang selama pertempuran. Ia siuman pada 13 Maret 1940, hari ketika perjanjian perdamaian ditandatangani. Segera setelah perang, Häyhä diangkat dari koprel menjadi letnan kedua oleh Marsekal Lapangan Carl Gustaf Emil Mannerhiem pimpinan tertinggi finlandia pada saat itu.




Ia pernah menyatakan untuk menjadi seorang sniper terbaik adalah "BERLATIH !!!"


1 komentar:

  1. masih kalah dgn nenek moyangku, cukup dengan penabur sekali tembak 10 ekor babi mati..... gimana???.. hebatkan

    BalasHapus